Kualitatif dalam Penelitian


Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk menggambarkan sasaran atau objek penelitian yang dibatasi agar data-data yang ingin digali dapat diambil sebanyak mungkin. Penelitian kualitatif biasanya bertolak dari pemikiran induktif ke arah pemikiran deduktif. Dimana data dianggap sebagai inspirasi teori yang membentuk teori yang menerangkan data. 

Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah riset yang memberikan wawasan dan pengertian mengenai seperangkat problem atau masalah. Penelitian kualitatif ini termasuk dalam metode research exploratory di mana pengumpulan datanya tidak terstruktur dan jumlah sampelnya kecil. Observasi statistik yang bersifat kualitatif merupakan serangkaian observasi di mana tiap observasi yang terdapat dalam sampel atau populasi yang mungkin tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka.

Dalam pengertian yang lain, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk kata-kata dan tidak menggunakan angka-angka serta tidak menggunakan berbagai pengukuran. Penelitian kualitatif bisa digunakan dalam berbagai pendekatan, antara lain: ethnografi, studi naturalistic, studi kasus, studi lapangan, pekerjaan teknis, dan pengamatan langsung. Pendekatan ini menggunakan bermacam-macam metodologi yang merupakan ciri dari penelitian kualitatif. Peneliti yang tertarik untuk melakukan studi kualitatif bisa membaca referensi dari Bogdan and Biklen (1998), Marshall and Rossman (1995), and Lancy (1993).


Desain Penelitian Kualitatif.

  • Desain FenomenologiDesain penelitian fenomenologi pada hakekatnya ‘bertujuan mendeskripsikan secara komprehensif tentang pengalaman kesadaran setiap hari yang dialami (life world) dan struktur-struktur esensial sebuah kesadaran yang dialami individu, tersebut: persepsi (apa yang didengar dan dilihat), keyakinan, ingatan, dan perasaan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari’ (Bandur, 2016, h. 134).
  • Desain EtnografiDesain penelitian kualitatif etnografi bertujuan menyediakan deskripsi yang mendalam dan mendetail tentang kehidupan sehari-hari partisipan, termasuk pola hubungan antar-partisipan dalam suatu setting penelitian.
  • Desain Grounded TheoryDesain penelitian grounded theory ialah untuk membangun tema-tema dan teori-teori baru yang bersumber dari data peneliti. Karena itu dalam proses analisis, disyaratkan adanya analisis induktif (inductive coding analysis) agar terbentuk kategori-kategori dan subkategori, yang selanjutnya membentuk tema-tema dan teori-teori.
Creswell, J.W (2003) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalissi secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian kualitatif memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, befokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.


Penelitian Kualitatif.

Pada dasarnya penelitian dapat dibagi dua yaitu penelitian kualitatif dan juga penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan deskripsi kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.


Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Pada umumnya metode kualitatif berorientasi dalam eksplorasi dengan mengungkapkan logika induktif. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. 


Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.


Penggunaan metode kualitatif.

  1. Bila masalah penelitian belum jelas, karena penelitian kualitatif langsung masuk pada obyek, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas.
  2. Untuk memahami makna di balik data yang tampak jelas.
  3. Untuk memahami instruksi sosial yang kompleks yang dapat diuraikan dengan cara ikut berperan serta dalam wawancara mendalam terhadap interaksi sosial agar dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.
Pada umumnya, penelitian kualitatif biasanya berorientasi pada teori yang telah ada sebelumnya. Untuk melihat apakah penelitian ini layak dilaksanakan karena penelitian ini hanya mengandalkan pada teori yang ada. Selain itu masih banyak orang yang meragukan hasil dari penelitian kualitatif ini karena tidak adanya pengujian hipotesis seperti pada penelitian yang dilakukan secara kuantitatif.

Bila dilihat dari jangka waktu penelitiannya, maka penelitian kualitatif biasanya memakan waktu yang cukup lama karena penelitian kualitatif bersifat penemuan dan bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti dalam penelitian kuantitatif. Namun semua kembali pada dasarnya semua penelitian itu terghantung pada keberadaan sumber data, interest dan tujuan penelitian.

Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif berakar dari latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha untuk menemukan teori-teori dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak; peneliti dan subjek penelitian.


Perumusan Masalah dalam Penelitian Kualitatif.

Penetapan perumusan masalah merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian karena tanpa perumusan masalah yang jelas maka arah penelitian akan simpang siur. Perumusan masalah perlu dirumuskan untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan agar penelitian yang dilakukan.

Pada dasarnya inti penelitian kualitatif terletak pada upaya penelusuran dan penyusunan teori baru lebih dari sekedar menguji, atau mengkonfirmasikan, atau verifikasi suatu teori yang sedang berlaku Jadi perumusan masalah bermaksud untuk menunjang upaya penemuan dan penyusunan teori subtantif, yaitu teori yang bersumber dari data.   Jadi perumusan masalah bermaksud untuk menunjang upaya penemuan dan penyusunan teori subtantif, yaitu teori yang bersumber dari data. 

Pada umumnya, masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami perumusan masalah, terutama dalam merumuskan masalah dalam penelitian kualitatif.  Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada fokus penelitian kualitatif itu sendiri, dimana perumusan masalah yang bertumpu pada fokus penelitian akan mengakibatkan perubahan pada desain penelitian sesuai dengan konteks penelitian yang sedang dihadapi.

Dalam penelitian kualitatif ada 9 prinsip pokok dalam perumusan masalah yaitu:
  1. Prinsip yang berkaitan dengan teori dari dasar
  2. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah
  3. Prinsip hubungan faktor
  4. Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi
  5. Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-ekslusi
  6. Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
  7. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah
  8. Prinsip yang berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan
  9. Prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa 


Data Kualitatif.

Data yang diambil dan digunakan dalam penelitian harus memenuhi syarat-syarat data yang baik, yaitu (1) data harus akurat; (2) data harus relevan; dan (3) data harus uptodate. Metode penelitian kualitatif biasanya dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan etnografi.

Secara sumber data penelitian kualitatif bisa berupa tindakan dan perkataan manusia, bahan-bahan pustaka seperti dokumen, arsip, koran, majalah, jurnal ilmiah, buku, laporan tahunan, dan lain sebagainya. Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulan data penelitian kualitatif ialah wawancara, riset partisipatif, pengamatan dan studi pustaka. Prinsipnya, teknik pengumpulan data tersebut digunakan untuk menggambarkan fenomena sosial.

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jenis data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang bersumber dari hasil wawancara baik melalui kuesioner maupun hasil rekaman audio tape atau video recorder, sumber data tertulis (buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi), foto dan data statistik (misalnya data statistik yang tersedia di BPS, kantor pemerintah maupun data dari perusahaan)

Berdasarkan sumber data kualitatif di atas maka jelaslah bahwa data kualitatif tidak berupa angka, sedangkan kita tau bahwa untuk menganalisa data maka perlu dituangkan atau diubah ke dalam bentuk angka-angka. Karena itu, data kualitatif harus dikuantifikasikan, atau diubah menjadi data kuantitatif. Pengubahan ini bisa dilakukan dengan cara memberi skor tertentu (seperti Pria diberi skor 1, sementara Wanita diberi skor 2 ), memberi ranking ( Tidak Puas 1, Puas 2 dan seterusnya ) dan sebagainya. 

Setelah data dikumpulkan, selanjutnya perlu diikuti kegiatan pengolahan (data processing). Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing) data dan mengkode data. Mengedit data ialah kegiatan memeriksa data yang terkumpul; apakah sudah terisi secara sempurna atau tidak, lengkap atau tidak, cara pengisiannya sudah benar atau tidak; yang belum lengkap atau belum lengkap atau belum benar cara pengisiannya sudah benar atau tidak; yang belum lengkap atau belum benar cara pengisiannya, dapat disisihkan (tidak ikut dianalisis) atau menyempurnakan dengan jalan melakukan pengumpulan data ulang ke sumber-sumber data bersangkutan. 

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke suatu pola, katagori dan kesatuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap data, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Analisis data adalah usaha secara formal untuk  menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data, dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Dengan demikian, analisis data adalah proses pengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 

Data yang terkumpul bisa berupa catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto,dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengoganisasian dan pengolahaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori subtantif. 

Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori data data. Namun, banyak juga ilmuwan yang memanfaatkannya untuk menguji atau memverifikasi teori yang sedang berlaku. Penemuan teori baru atau verifikasi teori baru akan tampak sewaktu analisis data ini mulai dilakukan. Perlu dikemukakan, bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah meninggalkan lapangan. Dalam hal ini dianjurkan agar analisis data dan penafsirannya secepatnya dilakukan oleh peneliti, jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran peneliti. Selain menganalisa data, peneliti juga masih dan perlu mendalami kepustakaan guna mengonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan. Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan terhadap keseluruhan hasil analisis data.

Metode kualitatif terdiri dari tiga cara pengumpulan data: (1) wawancara mendalam, wawancara dengan format pertanyaan terbuka; (2) observasi langsung; dan (3) pemanfaatan dokumen tertulis, termasuk sumber-sumber tertulis dari hasil wawancara terbuka pada kuesioner, buku harian seseorang, dan catatan program 30 . Data wawancara biasanya didapatkan dari kutipan langsung dari respoden tentang
pengalaman, opini, perasaan dan pengetahuannya. Observasi terdiri dari deskripsi yang mendalam tentang kegiatan suatu kegiatan. Dokumen tertulis berasal dari kutipan-kutipan yang dianalisis, atau berupa hasil rekaman, surat menyurat, laporan resmi, hasil survei, dan lain sebagainya.

Metode penelitian kualitatif biasanya dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan etnografi.
  1. Wawancara; Wawancara, yaitu tanya jawab peneliti dengan narasumber, baik status narasumber sebagai informan maupun responden. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan leh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
  2. Obeservasi; Observasi merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk memahami sebuah fenomena berdasarkan gagasan atau pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya.
  3. Etnographi; Pendekatan etnographi adalah pendekatan yang memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang. Pendekatan ini banyak dilakukan dalam penelitian kualitatif. Semua penelitian ini terbatas pada persoalan etnik dan lokasi geografis, tetapi sekarang telah diperluas denga memasukkan setiap kelompok dalam suatu organisasi (budaya bisnis dari suatu kelompok tertentu). 

Analisa Data Kualitatif.

Analisis data kualitatif merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan cara mencari hubungan ataupun pola dari sumber data yang telah ada untuk menjawab hipotesis serta menyajikannya secara deskriptif. Inti dari analisis kualitatif terletak pada tiga proses yaitu mendeskripsiskan fenomena, mengklarifikasikannya, dan melihat bagaimana keterkaitan diantara konsep-konsep tersebut antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk merealisasikan penelitian kualitatif maka hasil penemuan kualitatif dapat digeneralisasikan dengan didasari pada penyusunan teori.

Dalam mengembangkan hasil penelitian kualitatif maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendeskripsikan fenomena berdasarkan data yang didapatkan. Disini kita bisa menggunakan analisa statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.  Hal ini juga sesuai dengan pendapat Jogiyanto, yang mengatakan statistik deskriptif (descriptive statistics) atau biasa juga disebut dengan statistik deduktif (deductive statistics) merupakan statistik yang menggambarkan dan menganalisa data yang telah ada tanpa menarik kesimpulan lebih lanjut terhadap grup data yang lebih luas.

Metode kualitatif mengarah pada isu, kasus atau kejadian-kejadian yang terjadi secara rinci dan mendalam, dimana pengumpulan datanya tidak dibatasi oleh katagori yang sudah ditentukan sebelumnya atas analisis yang merinci data kualitatif. Metode kualitatif ini lebih menekankan ke arah interaksi sosial yang didasarkan pada hubungan antar persepsi personal dan perilaku.

Prosedur analis data penelitian kualitatif dengan software NVivo dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
  1. Manajenen Data N-Numerik di NVivo. Pada tahap ini, kita memasukan semua sumber data kualitatif ke dalam NVivo, baik data primer yang diperoleh peneliti di lapangan berupa wawancara dan FGDs maupun data sekunder dari Social Media, laporan-laporan, dan bahkan agendaagenda pertemuan dalam proses pengambilan keputusan. Sebaiknya, proses transkrip dilakukan di NVivo dalam rangka efektivitas dan efisiensi proses penelitian.
  2. Data Skimming and Scanning. Teknik data skimming dan data scanning paling efektif dilakukan di NVivo dengan berbagai teknik queries NVivo. Misalnya, jika kita ingin menemukan kata-kata kunci dalam sumber data, kita dapat melakukannya dengan tex search query, namun jika ingin mengetahui jumlah kata yang paling sering muncul dalam data, kita dapat menggunakan word frequency query. Analisis klaster dalam NVivo juga dapat dilakukan dengan fitur cluster analysis NVivo untuk menghitung hubungan isi teks dengan menggunakan korelasi Pearson.
  3. Koding. Selanjutnya teknik koding dapat dilakukan dengan mudah dalam NVivo, baik koding terbuka maupun koding aksial dan koding analitis. Proses koding akan membentuk kategori dan sub-kategori untuk selanjutnya dianalisis agar terbentuk tema-tema baru yang bersumber dari data. Koding dapt dilakukan secara deduktif berdasarkan teori dan studi-studi terdahulu, namun bisa juga dilakukan secara induktif berdasarkan data. Dalam melakukan koding deduktif, perhatikan jangan sampai peneliti kualitatif memaksakan teori ada di dalam data.
  4. Visualisasi Data. Dengan menggunakan NVivo, peneliti kualitatif dapatmempresentasi hasil analisis data dalam bentuk grafik dan diagram-diagram NVivo. Hasil analisis data yang dipresentasikan dalam bentuk grafik dan diagram selanjutnya dianalisis, baik analisis tematik maupun analisis komparatif (data dalam bentuk grafik dan diagram-diagram NVivo. Hasil analisis data yang dipresentasikan dalam bentuk grafik dan diagram selanjutnya dianalisis, baik analisis tematik maupun analisis komparatif (cross-case analysis).
  5. Analisis Isi Kualitatif (Content qualitative analysis). Analisis isi dalam konteks penelitian kualitatif umumnya disebut juga analisis tematik (thematic analysis), artinya peneliti menginterpretasi kategori-kategori yang terbentuk dalam nodes NVivo sehingga terintegrasi dalam tema-tema baru. Tema-tema ini dibentuk berdasarkan interpretasi terhadap kategori-kategori atau sub-kategori nodes NVivo.
  6. Cross-Case Analysis. Dalam menghasilan analisis data yang lebih mendalam, perlu dibuat perbandingan tema-tema berdasarkan latar belakang partisipan kualitatif yang terlibat dalam penelitian. Ungkapan-ungkapan partisipan tentu berbeda-beda sesuai dengan latar belakang mereka, termasuk usia, jabatan, jenis kelamin, dan bahkan pengalaman kerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.
  7. Interpretasi Hasil Analisis Data. Dalam tahapan ini, ketajaman interpretasi hasil analisis data sangat tergantung pada daya kritis peneliti dan pemahamannya terhadap ungkapan-ungkapan informan. Ancaman terbesar dalam tahap ini ialah peneliti keliru dalam menginterpretasi hasil analisis. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat tidak sesuai dengan ungkapanungkapan partisipan (in-vivo koding).
  8. Pembahasan Hasil Analisis Data. Dalam tahapan ini, peneliti perlu membandingkan hasil analisis data dengan teori dan studi-studi terdahulu. Dalam konteks ini jelaskan apakah data penelitian mendukung atau mengkonfirmasi studi-studi terdahulu atau justru bertentangan dengan studistudi terdahulu. Jika bertentangan, jelaskan secara mendetail bagaimana konteks penelitian yang ada memberikan hasil penelitian yang berbeda dengan hasil-hasil penelitian terdahulu.


Sampel Dalam Penelitian Kualitatif.

Pengambilan sampel dalam metode kualitatif berbeda dengan pengambilan sampel secara probabilitas pada statistik. Pengambilan sampel secara statistik tergantung pada penyeleksian secara acak, dimana sampel yang diambil mewakili populasi yang ada. 

Ada beberapa logika pengambilan sampel dengan tujuan tertentu, yaitu:
  1. Pengambilan sampel kasus ekstrem atau yang menyimpang.
  2. Pengambilan sampel dengan variasi maksimum
  3. Sampel yang sejenis
  4. Pengambilan sampel berdasarkan kasus yang khas
  5. Pengambilan sampel kasus yang kritis
  6. Pengambilan sampel bola salju atau berantai
  7. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria
  8. Kasus yang memperkuat dan tidak memperkuat
  9. Pengambilan sampel kasus yang penting secara politis
  10. Pengambilan sampel secara menyenangkan 
Ada tiga macam kesalahan pengambilan sampel dapat meningkat dalam rancangan penelitian kualitatif, yaitu adanya kemungkinan distorsi dalam situasi yang telah diambil sampelnya untuk pengamatan; mungkin ada distorsi yang dimasukan oleh periode waktu selama pengamatan berlangsung yaitu masalah pengambilan sampel secara temporal dan ketiga, temuan mungkin terdistorsi karena selektivitas pada orang yang dijadikan sampel baik untuk pengamatan atau wawancara.

Secara umum penelitian kualitatif dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu :
  1. Pendekatan secara langsung (direct approach), yaitu pendekatan yang dipakai dengan menjelaskan secara jelas tujuan penelitian kepada responden. Pendekatan ini terdiri dari ;
    1. Focus Group, yaitu wawancara yang dipandu oleh seseorang moderator dalam jumlah yang kecil, dalam bentuk yang tidak terstruktur dan semaksimal mungkin dilakukan secara alami. Rincian karakteristik dari focus group adalah sebagai berikut :
      1. Jumlah peserta antara 8 – 12 orang
      2. Komposisipeserta homogen (responden disaring dulu, misalkan berdasarkan demografi atau sosial ekonomi)
      3. Pengaturan tempat, diupayakan santai, suasananya informal, karena yang diperlukan di sini adalah komentar yang spontan. Penting diketahui, bagaimana perasaan-perasaan, kepercayaan, ide-ide, perilaku serta pemahaman dan tanggapan peserta terhadap topik yang dibahas.
      4. Waktu pelaksanaan berkisar 1 – 3 jam, direkan melalui video atau audio.
    2. Depth Interview (wawancara mendalam), yaitu wawancara secara langsung terhadap seorang responden dengan menggunakan tehnik probing oleh seorang pewawancara yang ahli. Tujuannya adalah untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi mengenai responden, seperti motivasi, kepercayaan, perilaku, perasaan mengenai suatu topik tertentu. Wawancara mendalam bisa berlangsung 30 menit sampai lebih dari 1 jam. Teknik-teknik dalam wawancara mendalam meliputi ;
      1. Laddering, yaitu proses bertanya yang berubah dari “product characteristics” ke “user characteristics” atau pendapat menurut “kacamata” konsumen.
      2. Pertanyaan mengenai isu tersembunyi, yaitu pertanyaan yang lebih banyak melibatkan pendapat-pendapat pribadi.
      3. Analisis simbolik, yaitu pertanyaan yang memancing emosi responden dengan menghadapkan hal-hal yang bertentangan.
  2. Pendekatan tidak langsung (indirect approach), yaitu pendekatan yang dipakai dengan tidak menyebutkan secara jelas tujuan penelitian kepada responden. Salah satu tekniknya yaitu Projective Technique (teknik proyektif), bentuknya tidak terstruktur dan tidak langsung dengan tujuan untuk mengetahui responden tentang motif, keyakinan, sikap dan perasaan terhadap isu yang diajukan.


Gagasan tentang proyeksi, nilai, sikap, kebutuhan dan keinginan, naluri serta motif diproyeksikan pada benda atau objek dan perilaku di luar individu. Jenis-jenis Projective Technique yaitu :
  1. Association technique (tehnik asosiasi). Teknik ini meminta subyek untuk menanggapi suatu stimulus yang dihadirkan, dengan mengungkapkan hal pertama yang muncul dalam pikiran.
  2. Complettion technique (teknik pelengkap). Teknik ini memberikan stimulus yang belum selesai kepada subyek dan subyek diminta untuk melengkapinya.
  3. Construction technique (teknik konstruksi), yang menjadi pusat perhatian adalah produk yang dihasilkan oleh subyek, di mana subyek diminta untuk memproduksi, mengkontruksi sesuatu yang ditunjukkan arahnya, bisanya produk yang diminta adalah dalam bentuk cerita atau gambar.
  4. Expresive technique, teknik ini hampir sama dengan tekni konstruksi yaitu sumbyek diminta untuk membuat suatu produk dari bahan baku yang diberikan. Yang terpentig dalam teknik ini adalah cara subyek melakukan hal itu, hasil akhirnya sendiri tidak penting.

Akhirnya, tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah untuk menggambarkan pola-pola secara kompleks tentang apa yang sedang diteliti dalam kajian yang mendalam dan detail sehingga seseorang yang belum berpengalaman dapat mempengarhui. Jika peneliti-peneliti kualitatif menginterpretasikan atau menjelaskan kejadian-kejadian, tindakan-tindakan, dan seterusnya mereka pada umumnya menggunakan salah satu dari tipe-tipe interpretasi sebagai berikut:
  1. Konstruk dari pola-pola melalui analisis dan resintesis dari bagianbagian pokok.
  2. Menginterpretasikan makna sosial dari kejadian-kejadian.
  3. Menganalisis hubungan antara kejadian-kejadian dengan faktor-faktor eksternal (Mc Cutcheon, 1981 dalam Ari, D, 2002).