Teknik Presentasi Penelitian


Presentasi merupakan sebuah kegiatan aktif dimana seorang pembicara menyampaikan dan mengkomunikasikan ide serta informasi kepada sekelompok audiens. Dari pernyataan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan jika presentasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara aktif dengan melibatkan orang lain selain pembicara, sehingga pembicara harus mampu membuat presentasi menarik untuk diikuti.

Dalam melakukan presentasi terdapat beberapa teknik yang dapat dipelajari sehingga tujuan presentasi dapat tercapai. Berikut 9 teknik presentasi yang dianggap penting:
  1. Use visual aids. Gunakan alat bantu visual. Menggunakan gambar, bukan kata-kata, dapat melipatgandakan kemungkinan pencapaian tujuan presentasi. Satu gambar bernilai 1.000 kata, bukan? A picture is worth a thousand words!
  2. Keep it short and sweet!. Ringkas dan “manis”. Pepatah lama mengatakan, “No one ever complained of a presentation being too short”. Tidak ada yang pernah mengeluhkan presentasi yang terlalu pendek. Tidak ada yang lebih “membunuh” sebuah presentasi selain terlalu lama. Usahakan presentasi Anda di bawah 22 menit!
  3. Use the rule of three. Gunakan aturan tentang tiga hal. Sebuah teknik sederhana adalah bahwa orang cenderung hanya mengingat tiga poin. Maka, gunakan maksimum tiga poin pada slide!
  4. Rehearse. Berlatih. Practice makes for perfect performance. Latihan menjadikan penampilan sempurna. Banyak ahli mengatakan, latihan adalah hal terbesar yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan penampilan Anda. Lakukan presentasi Anda dengan keras setidaknya empat kali. Salah satunya harus di depan audiens yang benar-benar “menakutkan” Anda, keluarga, teman, atau kolega.
  5. Tell stories. Sampaikan cerita. Semua presentasi adalah jenis teater. Ceritakan kisah untuk membantu mengilustrasikan poin. Ini akan menjadikan presentasi Anda lebih efektif dan mengesankan.
  6. Video yourself. Video Anda sendiri. Atur kamera video dan video presentasi Anda sendiri. Setting sendiri alat presentasi Anda –senyaman mungkin.
  7. Know what slide is coming next. Ketahui slide berikutnya. Anda harus selalu tahu kapan presentasi slide yang muncul berikutnya. Terdengar “powerfull” ketika Anda mengatakan “pada slide berikutnya kita akan lihat….”. Di sinilah kian terasa pentingnya persiapan dan latihan!
  8. Have a back-up plan. Miliki rencana cadangan. Siapkan “materi cadangan” kalau-kalau slide tidak muncul, listrik mati, tidak ada pengeras suara, “presentasi menampilkan hal aneh pada laptop”, dan sebagainya. Miliki “hard copy”, materi tercetak. Biasanya, jika Anda siapkan “back-up plan”, Anda jarang harus menggunakannnya!
  9. Check out the presentation room. Periksa ruang presentasi. Datanglah lebih awal dan periksa ruang presentasi. Pastikan slide Anda dimuat di PC dan muncul di layar (http://romeltea.com/teknik-presentasitop-10-tips).

Menurut Rhenald Kasali (seperti dikutip Hanggani, 2013), tips bagaimana melakukan presentasi yang baik yaitu:
  1. Jangan membiasakan diri tergantung pada teks. Teks dapat membunuh bakat, merusak flow (irama), dan menciptakan jarak antara komunikator dengan audiens. Gunakan pointers, sekedar untuk membantu anda. 
  2. Ukur secara sungguh-sungguh ”dalamnya sungai.” Pelajari dulu siapa audiens anda, misalnya mengenai latar belakang, jalan pikiran, pendidikan, dan jabatan mereka.
  3. Jangan bicarakan hal ini: Yang sudah mereka ketahui, atau yang tak ingin mereka dengar. Selalu sajikan hal-hal yang orisinal, jangan merusak mood audience dengan pernyataan yang tidak mereka sukai.
  4. Jangan biarkan audiens jenuh. Jaga volume suara dan jaga nada agar tidak monoton. Begitu mereka mulai jenuh, ajaklah berdialog, sampaikan sedikit humor.
  5. Humor tidak perlu berlebihan. Ia hanya boleh digunakan untuk membangkitkan daya pikir.
  6. Periksa ruangan dan fasilitas presentasi termasuk mikrofon sebelum presentasi dimulai.
  7. Biasakan interaktif. Jangan asyik bicara sendiri. Berikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan contoh, jawaban, melakukan aktivitas tertentu, tertawa, atau bahkan mendengarkan musik.
  8. Be specific. Selalu berikan contoh dan ilustrasi. Sesekali berikan cerita.
  9. Jangan merendahkan mutu dengan mengatakan “Maaf sebenarnya saya tidak siap”, dan nada merendah lainnya. Manusia adalah makhluk malas yang hanya mau mendengarkan orang yang layak ia dengar dan ia anggap lebih tahu.
  10. Latihan yang cukup. Selalu mintalah umpan balik. Bila perlu rekam, putar kembali, minta pendapat dari orang dekat.
  11. Perhatikan bahasa tubuh. Jangan melakukan gerakan yang merusak penampilan.
  12. Berpakaianlah agak cerah agar anda menciptakan kesegaran di dalam ruangan.
  13. Jangan berbicara seperti sedang ngobrol dengan seseorang. Ingatlah Anda berbicara di hadapan puluhan orang, kombinasikan bahasa resmi dengan bahasa percakapan yang layak.
Sebelum melakukan presentasi terkadang mengalami demam panggung, presenter yang sudah handal pun ketika belum terbiasa melakukan presentasi pasti pernah mengalaminya. Tetapi mereka dapat mengatasinya dengan berbagai cara sehingga demam panggung pun lambat laut sudah tidak dirasakan. 

Menurut Suhardjono (dikutip Hanggani, 2013) memberikan cara mengurangi demam panggung, yaitu :
  1. Tingkatkan percaya diri
  2. Jangan berlebihan menilai negatif para pendengar
  3. Pada setiap awal lakukan gerakan-gerakan untuk mengalihkan rasa gemetar
  4. Persiapkan catatan-catatan kecil tentang hal-hal pokok dari topik yang akan dibicarakan. Jangan berupaya menghafalkan apa yang akan disajikan.
Darmastuti (2007) mengemukakan kiat–kiat yang dapat dilakukan supaya pesan yang dikirim dapat mengenai sasaran :
  1. Pesan harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan audiens yang menerimanya.
  2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang dimengerti oleh komunikan dan komunikator, sehingga menimbulkan persepsi yang sama di antara kedua belah pihak.
  3. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat memenuhi kebutuhan komunikan serta memberikan saran.
  4. Pesan yang disampaikan oleh komunikator merupakan suatu saran yang dapat memberikan suatu solusi atau jalan keluar
Pengembangan kemampuan dalam menjawab juga perlu ditingkatkan karena pada sesi tanya jawab biasanya merupakan saat yang genting karena terkadang audiens bertanya bukan karena tidak tahu tapi audiens sedang melakukan tes untuk mengetahui kemampuan dan kecerdasan pembicara.

Presenter berpengalaman tentu sudah mampu untuk mengatasinya rasa groginya, berbeda dengan presenter pemula yang ketika grogi menyerang akan langsung muncul ke permukaan. Namun tenang saja, karena kali ini PowerPoint.ID akan membahas tuntas tentang 10 cara mengatasi grogi saat presentasi (Dwipantopo, 2018), yaitu :
  1. Berfikir Positif
  2. Senyum
  3. Datang lebih awal
  4. Sikap Tubuh
  5. Pegang Spidol/Pointer
  6. Gunakan Presenter View
  7. Persiapan
  8. Latihan
  9. Awali dengan cerita
  10. Atur Nafas dan Jeda